09 October 2011

Episode sebuah pertanyaan

Pukul 9 malam handphone saya tiba-tiba berbunyi, bunyi ini bukan bunyi telepon tapi bunyi pertanda jika ada sms masuk. Saya pun membuka sms, ternyata dari teman lama yang memang sudah lama tidak berkomunikasi, baru enam bulan ini kami berkomunikasi kembali meskipun tidak intens, terkadang dia selalu menanyakan keadaan orang-orang disekitar saya, maklum saja teman saya ini tinggal di seberang pulau.

Seperti biasa hal pertama yang dia tanyakan adalah kabar, sms pun berjalan seperti biasa hingga dia menanyakan suatu pertanyaan yang selalu dia tanyakan di setiap sms nya "lo kapan nyusul merried kaya gw?"....hmmm pertanyaan yang membosankan yang selalu saya terima dari nya
Saya tidak keberatan dengan pertanyaan itu tapi jika selalu di ulang-ulang dan di ucapkan oleh orang yang sama membuat saya gerah, sepertinya tidak ada pertanyaan lain selain itu.

Seperti  yang pernah saya tulis dicoretan saya yang terdahulu bahwa kami para perempuan yang belum menikah bukan mencari tukang kebun yang hanya dengan syarat bisa memotong rumput langsung kami terima tapi kami mencari seorang suami. Saya tidak membela diri tetapi setiap orang punya alasan tertentu mengapa dia belum memutuskan untuk menikah, entah karena memang belum bertemu dengan jodohnya atau memang ada alasan lain yang akhirnya membuat orang itu menunda penikahannya. 

Saya tahu menikah adalah ibadah dan saya juga tahu menikah adalah salah satu jalan untuk membuka pintu rejeki, tetapi ketika si perempuan atau si laki-laki belum bertemu dengan jodohnya apakah mereka harus menyalahkan Tuhan???tentu tidak kan dan apakah saya yang seorang perempuan muslim harus membuka kerudung saya dan berpakaian sexy, berjalan melenggak-lenggok serta bergelayutan manja kepada laki-laki hanya untuk mendapat perhatian mereka, tentu saja itu tidak mungkin saya lakukan.

Sebenarnya saya tersinggung dan marah jika ada seseorang yang bicara "ya udahlah ga usah pilih-pilih"...hello pasrah banget ya....heiiiiiiii.....ini hidup saya, tidak mungkin saya sembarangan memilih orang yang akan medampingi saya seumur hidup, saya harus memilih apakah dia laki-laki baik atau tidak, punya pekerjaan yang halal atau tidak......kehidupan rumah tangga itu tidak hanya cukup dengan cinta...realita nya sebungkus garam pun harus dibeli dengan uang, kalimatnya menggebu-gebu????tentu saja karena saya marah ketika ada orang yang berkata seperti itu, mereka hanya bisa bicara. Berapa banyak perempuan yang baru sebulan pernikahannya tetapi akhirnya mereka bilang tidak bahagia dengan pernikahannya, mungkin itu salah satu akibat dari kalimat "ya udahlah ga usah pilih-pilih"

Atau ada sebuah kalimat yang saya dengar "udah buruan cepet-cepet"...eh pleace yah...semua orang juga maunya cepet tapi kalau tidak ada pasangannya mau jadi penganten sama siapa, tiang listrik??????

Saya tidak menyalahkan seratus persen orang-orang yang menanyakan pertanyaan seperti itu, mungkin karena lingkungan atau memang budaya kita yang memberikan sebuah patokan bahwa seorang perempuan atau laki-laki harus menikah di usia sekian, usia yang ideal untuk menikah. Tetapi ada baiknya jika orang-orang di sekitar mereka tidak menanyakan hal semacam itu berulang-ulang seperti layaknya sebuah alarm dipagi hari

Tuhan punya rencana untuk setiap umatnya dan saya percaya semua indah pada waktunya


senin, 10 oktober 2011 jam 1 dinihari





2 comments: