08 November 2011

Episode hari ini

Hari ini 08 November 2011, sebuah hari dimana episode hidup saya kembali terukir secara manis. Berkat kebaikan dan kasih sayang Nya saya dapat melewati hari ini dengan banyak kemudahan dan kelancaran. Hari penentuan setelah tiga tahun #yang normalnya dua tahun menjalani perkuliahan akhirnya datang juga, dan Alhamdulilah semua berjalan seperti yang saya inginkan. Dosen penguji yang baik, pertanyaan sidang yang tidak terlalu sulit bahkan justru banyak tertawa diruang sidang. Doa saya kembali dikabulkan oleh-Nya, terima kasih Allah, Engkau selalu tahu kapan waktu yang tepat untuk umat Mu.

Saya ingat betul hari-hari pertama saya menjalani kuliah di hari sabtu dan minggu, rasanya begitu sangat berat, ketika teman-teman yang lain istirahat dirumah, berkumpul dengan keluarga & teman-teman, merencanakan sesuatu yang menyenangkan, saya justru harus masuk kuliah dan berkonsentrasi dikelas. Tak hanya itu saja ketika teman-teman yang lain berbelanja saat sudah gajian, pergi ke mall, jajan ini-itu saya hanya bisa melihat dan menonton dan seperti ada suara yang mengingatkan saya dengan sebuah kalimat "ingat bayar kuliah". Memang sesekali saya ikut melakukan kegiatan itu tapi lagi-lagi kalimat itu menyadarkan saya.

Tapi akhirnya semua pengorbanan waktu, materi, tenaga, pikiran dan segalanya terbayar dihari ini. Inilah arti dari sebuah peribahasa "berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian", saya begitu merasakan arti peribahasa ini, bagaimana tidak dua minggu sebelum hari raya Idul Fitri saya mendapat kabar bahwa sang dosen akan resign dari kampus dan akan menetap di Balikpapan, akhirnya dengan waktu yang begitu sempit saya berusaha menyelesaikan skripsi saya dan Alhamdulilah semua nya selesai satu hari sebelum hari raya Idul Fitri dan sebelum sang dosen pergi

Tak hanya itu saja cerita indahnya, ketika satu hari menjelang hari raya Idul Fitri sekitar jam 8 malam saya masih berada disekitar daerah bintaro sepulang dari rumah dosen, berbuka puasa dirumah dosen yang mana dosen saya adalah non muslim, untunglah sang dosen pengertian, kami diberikan makanan berbuka meskipun hanya dengan sirup dan kue kering. Saya juga masih ingat betul ketika saya dan teman-teman yang lain mencari alamat sang dosen, mungkin jika saat itu lagu Ayu Ting-ting sudah booming, saya dan teman-teman satu bimbingan akan bernyanyi "kesana-kemari membawa alamat".

Sayang sang dosen telah pergi menjemput impiannya yang lain. Nasihat terakhir yang beliau berikan kepada anak-anak bimbingannya yang masih saya ingat adalah "jika kalian berdoa jangan lupa doakan orang lain, jangan egois, Tuhan sudah punya sesuatu yang baik buat kamu" tak hanya itu saja, nasihat beliau yang paling mengena di saya adalah "berapa lama waktu yang kalian berikan untuk Tuhan, adakah 1/4 dari waktu 24 jam yang Tuhan berikan ke kalian" itulah kalimat beliau yang sampai hari ini saya ingat.

Dan akhirnya kini semuanya berakhir manis, 8 November 2011 atau 12 Dzulhijah 1432 H, dua hari setelah Idul Adha saya menyelesai kan kuliah saya. Semua beban, rasa letih, letih dan semua rasa yang ada menguap menjadi sebuah perasaan lega. 

Tahun ini adalah Idul Fitri dan Idul Adha terindah bagi saya, dan satu resolusi yang saya buat diawal tahun telah terwujud, Terima kasih Allah


09 October 2011

Episode sebuah pertanyaan

Pukul 9 malam handphone saya tiba-tiba berbunyi, bunyi ini bukan bunyi telepon tapi bunyi pertanda jika ada sms masuk. Saya pun membuka sms, ternyata dari teman lama yang memang sudah lama tidak berkomunikasi, baru enam bulan ini kami berkomunikasi kembali meskipun tidak intens, terkadang dia selalu menanyakan keadaan orang-orang disekitar saya, maklum saja teman saya ini tinggal di seberang pulau.

Seperti biasa hal pertama yang dia tanyakan adalah kabar, sms pun berjalan seperti biasa hingga dia menanyakan suatu pertanyaan yang selalu dia tanyakan di setiap sms nya "lo kapan nyusul merried kaya gw?"....hmmm pertanyaan yang membosankan yang selalu saya terima dari nya
Saya tidak keberatan dengan pertanyaan itu tapi jika selalu di ulang-ulang dan di ucapkan oleh orang yang sama membuat saya gerah, sepertinya tidak ada pertanyaan lain selain itu.

Seperti  yang pernah saya tulis dicoretan saya yang terdahulu bahwa kami para perempuan yang belum menikah bukan mencari tukang kebun yang hanya dengan syarat bisa memotong rumput langsung kami terima tapi kami mencari seorang suami. Saya tidak membela diri tetapi setiap orang punya alasan tertentu mengapa dia belum memutuskan untuk menikah, entah karena memang belum bertemu dengan jodohnya atau memang ada alasan lain yang akhirnya membuat orang itu menunda penikahannya. 

Saya tahu menikah adalah ibadah dan saya juga tahu menikah adalah salah satu jalan untuk membuka pintu rejeki, tetapi ketika si perempuan atau si laki-laki belum bertemu dengan jodohnya apakah mereka harus menyalahkan Tuhan???tentu tidak kan dan apakah saya yang seorang perempuan muslim harus membuka kerudung saya dan berpakaian sexy, berjalan melenggak-lenggok serta bergelayutan manja kepada laki-laki hanya untuk mendapat perhatian mereka, tentu saja itu tidak mungkin saya lakukan.

Sebenarnya saya tersinggung dan marah jika ada seseorang yang bicara "ya udahlah ga usah pilih-pilih"...hello pasrah banget ya....heiiiiiiii.....ini hidup saya, tidak mungkin saya sembarangan memilih orang yang akan medampingi saya seumur hidup, saya harus memilih apakah dia laki-laki baik atau tidak, punya pekerjaan yang halal atau tidak......kehidupan rumah tangga itu tidak hanya cukup dengan cinta...realita nya sebungkus garam pun harus dibeli dengan uang, kalimatnya menggebu-gebu????tentu saja karena saya marah ketika ada orang yang berkata seperti itu, mereka hanya bisa bicara. Berapa banyak perempuan yang baru sebulan pernikahannya tetapi akhirnya mereka bilang tidak bahagia dengan pernikahannya, mungkin itu salah satu akibat dari kalimat "ya udahlah ga usah pilih-pilih"

Atau ada sebuah kalimat yang saya dengar "udah buruan cepet-cepet"...eh pleace yah...semua orang juga maunya cepet tapi kalau tidak ada pasangannya mau jadi penganten sama siapa, tiang listrik??????

Saya tidak menyalahkan seratus persen orang-orang yang menanyakan pertanyaan seperti itu, mungkin karena lingkungan atau memang budaya kita yang memberikan sebuah patokan bahwa seorang perempuan atau laki-laki harus menikah di usia sekian, usia yang ideal untuk menikah. Tetapi ada baiknya jika orang-orang di sekitar mereka tidak menanyakan hal semacam itu berulang-ulang seperti layaknya sebuah alarm dipagi hari

Tuhan punya rencana untuk setiap umatnya dan saya percaya semua indah pada waktunya


senin, 10 oktober 2011 jam 1 dinihari